Agustinaajeng's Weblog











{1 Juli 2008}   LALAT BUAH DAN PENGENDALIANNYA

PENDAHULUAN

Tanaman hortikultura yang terdiri dari sayuran dan buah-buahan merupakan salah satu tanaman andalan bagi masyarakat Indonesia sebagai bahan pangan, karena melalui buah dan sayuran masyarakat bisa memenuhi kebutuhan gizi yang diperlukan sehari-hari. Karena merupakan kebutuhan sehari-hari maka banyak masyarakat yang berusaha menanam tanaman tersebut disekitar pekarangan rumah atau di kebun, tetapi seringkali apa yang di tanam menjadi rusak atau bahkan tidak dapat dimakan sama sekali karena gangguan hama.

Masalah kerusakan tanaman akibat adanya gangguan dari pesaing-pesaing yang berupa binatang yang ikut memakan tanaman yang diusahakan dapat menurunkan kualitas dan kuantitas makanan yang dihasilkan, secara kualitas misalnya lalat buah menyebabkan buah jambu menjadi berulat sehingga tidak dapat dimakan, sedangkan secara kuantitas lalat buah menyebabkan kerontokan buah sehingga hasil yang didapatkan menjadi berkurang. Karena itu binatang pesaing yang memakan tanaman tersebut kita sebut hama yang merugikan dan keberadaannya tidak diinginkan.

STRUKTUR TUBUH LALAT BUAH

Menurut Nugroho S.P (1997:15), ciri-ciri lalat buah (Bactrocera sp) adalah sebagai berikut:

a. Lalat buah mempunyai tubuh yang berbuku-buku, baik ruas tubuh utama maupun alat tambahan, misalnya kaki dan antena. Sebagai anggota kelas serangga, lalat buah mempunyai tiga bagian tubuh, yaitu kepala, rongga dada (torak), dan perut (abdomen).

Lalat buah juga mempunyai tiga pasang kaki yang muncul pada ruas-ruas toraksnyA

b. Sebagai anggota ordo Diptera, lalat buah hanya mempunyai dua buah sayap. Sayap yang berkembang adalah sayap bagian depan. Sayap belakang mengecil dan berubah bentuk menjadi alat keseimbangan yang disebut halter. Halter ini berbentuk kepala korek api. Pada permukaannya terdapat bulu-bulu halus yang berfungsi sebagai indera penerima rangsang dari lingkungan, terutama kekuatan aliran udara.

c. Lalat buah mengalami perubahan bentuk tubuh atau metamorfosis secara sempurna (holometabola). Pada tipe metamorfosis ini, lalat buah akan melalui tahap telur, larva, pupa (kepompong), dan lalat dewasa dalam satu siklus kehidupannya.

d. Alat mulut tipe lalat buah dewasa bertipe penjilat-penyerap. Apabila dilihat sepintas, bentuknya menyerupai alat penyedot debu, berupa suatu saluran yang bagian ujungnya melebar. Sementara, alat mulut larva lalat buah berupa mandibula yang berbentuk kait berlubang.

Lebih lanjut dijelaskan Oleh Baga Kalie (1992:108), yaitu sebagai berikut:

Lalat dewasa memiliki bercak-bercak atau bintik-bintik hiasan berwarna hitam, putih, atau kekuningan pada sayapnya. Sayapnya sendiri transparan. Badannya pada beberapa bagian berwarna hitam, kemerah-merahan, atau kekuning-kuningan. Pada ruas belakang badan terdapat alat peletak telur atau ovipositor sama seperti serangga lain, namun bentuknya pipih.

Gambar Morfologi umum lalat buah

(Sumber: Weems, Heppner, dan Nation, 1999)

PENGENDALIAN LALAT BUAH

Hama lalat buah termasuk sulit dikendalikan. Beberapa teknik pengendalian, baik secara tradisional maupun modern sudah banyak dilakukan tetapi hasilnya belum optimal, bahkan sering berdampak bagi kesehatan. Contohnya, penyemprotan dengan insektisida justru akan meningkatkan pestisida yang berakibat fatal, tidak hanya terhadap kesehatan tetapi juga merugikan perdagangan karena ditolaknya produk pertanian yang diekspor. Karena itu diperlukan suatu terobosan untuk menemukan cara pengendalian hama lalat buah secara efektif, efisien, dan ramah lingkungan. Dengan demikian tidak akan membahayakan kesehatan konsumen dan tidak menyebabkan kerugian akibat ditolaknya ekspor komoditas pertanian.

Karena penyemprotan insektisida kurang efisien, maka diusahakan salah satu cara pengendalian yang relatif aman, yaitu dengan cara biologis yang bisa dilakukan dengan beberapa cara:

1. Membuat lalat buah jantan menjadi mandul sehingga telur yang dihasilkan lalat buah betina tidak dapat menghasilkan keturunan sehingga lama kelamaan populasi lalat buah bisa di tekan.

2. Salah satu cara yang dianggap efektif dan ramah lingkungan untuk mengendalikan lalat buah adalah dengan menggunakan atraktan (pemikat) lalat buah berupa metil eugenol yang dapat dihasilkan dari tanaman. (Agus Kardinan, 2003:16).

KESIMPULAN

Lalat buah merupakan salah satu jenis serangga yang merusak tanaman pertanian dan sangat merugikan, dapat merusak karena lalat buah bisa mengakibatkan buah dan sayur menjadi berulat sehingga tidak bisa dikonsumsi, dan merugikan karena bisa menurunkan penghasilan di bidang pertanian. Karena merugikan maka lalat buah harus dikendalikan, dan salah satu cara yang bisa dilakukan yaitu membuat lalat buah jantan menjadi mandul, tetapi hal ini kurang efisien karena harus memperhitungkan kecepatan gerak dan jumlah populasi lalat buah jantan, lalat buah yang sudah dibuat mandul biasanya bergerak lebih lambat sehingga kesempatan membuahi lalat buah betina bisa didahului oleh lalat buah yang tidak mandul, dengan demikian cara yang lebih efisien adalah dengan menggunakan atraktan (pemikat).

DAFTAR PUSTAKA

Agus Kardinan. (2001). Pestisida Nabati, Ramuan dan Aplikasi. Jakarta: Penebar Swadaya.

_____________. (2003). Tanaman Pengendali Lalat Buah. Jakarta: AgroMedia Pustaka.

Baga Kalie. (1992). Mengatasi Buah Rontok, Busuk, dan berulat. Jakarta: PenebarSwadaya.

Weems, J.B Heppner, dan James L. Nation. (1999). University of Florida. http://creatures.ifos.ulf.edu/fruit/trofical/oriental-fruit-fly.htm.

Nugroho, S.P. (1997). Hama Lalat Buah dan Pengendaliannya. Yogyakarta:Kanisius.



adier says:

thank’s



qinya says:

q ambil ya ! mksh



liey says:

aq kopas y,,makasi..



good…I’d like it…



vicky says:

kaka..takson dari lalat buah apa c



febia says:

oh sip (y)



Anonim says:

I DONK LIKE I



Tinggalkan komentar

et cetera